Bagaimana memanfaatkan waktu yang jumlahnya hanya 24 jam. Bagaimana
cara diri kita memanage diri dari waktu yang sangat terbatas ini? Saya
selalu memiliki logika terbalik dalam segala hal. Misalnya bahwa yang
terbatas itu, sesungguhnya selalu tidak terbatas. Waktu, sering disebut
terbatas. Padahal sesungguhnya tidak terbatas. Kita tahu bahwa aktivitas
manusia itu, hanya terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: Berdiri, duduk
dan berbaring. Berdiri mengandung makna bekerja fisik, duduk bermakna
berpikir dan merefresh diri dalam bentuk do’a, dan berbaring bermakna
istirahat total (tidur). Jika masing-masing kegiatan dibagi rata dalam
bagian yang seimbang, maka, masing-masing memiliki waktu delapan jam.
How to use the time there were only 24 hours. How do we manage
ourselves from ourselves this very limited time? I have a reverse logic
in everything. For this example, that limited the truth always
unlimited. Time, often called limited. When in fact unlimited. We know
that human activity, only consists of three activities, namely:
Standing, sitting and lying down. Standing implies physical work, sit
meaningful thought and refresh themselves in the form of prayer, and lay
meaningful complete rest (sleep). If each of the activities shared
equally in equal parts, then, each have eight hours.
Problemnya, apa langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Menurut saya, caranya adalah dengan memanfaatkan
waktu yang sepertiga untuk duduk itu, juga untuk keperluan pemenuhan
hidup kita. Pada saat duduk itulah, bagaimana pikiran dan hati kita,
mampu mendorong orang lain bekerja untuk diri kita. Karena itu, jika
dalam kegiatan fisik kita bekerja untuk orang, maka, pada kegiatan pikir
dan kekuatan nurani itu, kita lakukan untuk menggerakan orang agar
bekerja untuk kita. Jika dalam delapan jam fisik, berguna untuk
mengamankan diri kita dari kemungkinan keterpurukan hidup, maka, yang
delapan jam lain, kita manfaatkan untuk melakukan lompatan dalam hidup.
Yang delapan jam terakhir itulah, dapat membuat manusia menjadi apapun.
The problem is, what steps should be taken to improve labor
productivity. In my opinion, the way is to utilize a third time to sit
it, also for the purpose of fulfilling our lives. At the moment that’s
sitting, how our minds and hearts, to encourage others to work for
ourselves. Therefore, if the physical activity we work for people, then,
the activities of thought and conscience force it, we do to mobilize
people to work for us. If within eight hours of physical, useful to
secure ourselves from possible deterioration of life, then, the other
eight hours, we use to make the leap in life. That last eight hours, can
make any man be.
Dalam beberapa tahun terakhir, saya mereasa Tuhan memberi jalan
kehidupan yang baik bagi diri saya dan keluarga dengan cara
memanfaatkan sisa waktu itu. Di tengah keluarga besar kami, setidaknya
ada empat unit bisnis yang semuanya bergerak di bidang ekonomi makro.
Semua digerakan dalam waktu yang menurut bahasa al Qur’an untuk kegiatan
duduk. Jika dalam delapan jam pertama saya bekerja dengan lebih
memperbanyak organ-organ fisik saya, maka dalam delapan jam ke dua, saya
lebih banyak menggunakan nalar dan hati saya. Nalar dan hati saya dapat
bekerja, pun ketika saya mungkin sedang olah raga, sedang shoping, atau
bahkan sedang membaca dan menulis. Hasilnya, cukup mencengangkan juga.
Ini penting diulas, setidaknya dapat menjadi warisan budaya bagi
keluarga besar kami.
In recent years, I mereasa God gave way a good life for myself and my
family by utilizing the remaining time. In the biges my family, there
are at least four business units which are all engaged in the field of
macroeconomics. All moved in time according to the language of the
Qur’an to sit activities. If within the first eight hours of my work
with more multiply my physical organs, then within eight hours to two, I
am more use of reason and my heart. Reason and my heart can work, even
when I may be in sports, while shopping, or even being read and write.
The result, quite astonishing as well. It is important for reviews, at
least it can be a cultural heritage for our large family.
No comments:
Post a Comment